Pemerintah Kabupaten Kudus tengah gencar merangkul para usaha kecil dan menengah (UKM) Kudus untuk Go Digital. Produk khas Kudus yang masuk di dunia maya yaitu batik, bordiran, gebyok, jenang, bahkan kopi.
Kepala Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Kudus,
Sudiarti, menyampaikan, institusi yang dipimpinnya mencatat, ada sekitar
500 UKM yang menghasilkan karya khas Kudus.
"Yang Go Digital baru 100-an," kata Sudiarti saat ditemui
dalam pameran kerajinan khas Kabupaten Kudus di Pasar Tanah Abang,
Jakarta, Jumat 18 November 2016.
Masih sedikitnya angka UKM yang Go Digital pada era digital,
kata wanita yang akrab disapa Eti itu, kendalanya yaitu karena
pemikiran para perajin. Sudiarti mengatakan, para perajin sudah puas
begitu saja ketika ada transaksi di tempat atau offline.
Maka dari itu, kata Sudiarti, Dinas Perdagangan Kudus telah mengedukasi agar para perajin siap untuk Go Digital. "Kami beri penjelasan bahwa dengan teknologi, pembeli akan semakin banyak, maka penghasilan pun banyak," tutur dia.
Bupati Kudus Musthofa dalam keterangan tertulis mengatakan, pemerintah kabupaten sudah mengedukasi UKM Go Digital
ini hingga ke Desa Padurenan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus. Berkat
edukasi pemkab itu, daerah tersebut kini dijuluki kampung digital.
"Desa tersebut mengangkat konsep digital sebagai upaya mengembangkan potensi UKM khusus konveksi dan bordir," kata Musthofa.(viva)
Tidak ada komentar:
Write komentar