Tim futsal putra Maluku Utara sukses mendapatkan prestasi cukup bagus di
ajang Pekan Olahraga Nasional XIX Jawa Barat. Prestasi itu didapat di
tengah minimnya fasilitas.
Sebuah medali perak disumbangkan oleh
tim futsal Maluku Utara (Malut) di ajang PON Jabar. Pada pertandingan
final, yang berlangsung di Graha Laga Tangkas, kompleks Institut
Teknologi Bandung, Jatinangor, Senin (26/9/2016) malam, mereka kalah 1-2
di tangan Jawa Barat (Jabar).
Kendati begitu, medali perak yang
diraih tim futsal putra Malut terasa spesial. Pasalnya, itu adalah
medali pertama untuk kontingen Malut di PON 2016.
Dengan raihan
satu perak itu, Malut kini ada di posisi kedua dari bawah, menggeser
Sulawesi Barat yang baru meraih satu perunggu.
"Sampai Senin
(26/9) pukul 18.00 WIB, medali kami masih kosong. Tadi, kami memang
sempat berpikr soal medali emas. Tapi, kami puas meski hanya bisa meraih
perak, ini prestasi luar biasa," kata ketua Asosiasi Futsal Provinsi
Malut, Aldhy Ali, saat berbincang dengan detikSport.
Medali
perak itu diraih tim futsal Malut lewat jalan yang panjang. Di antara
tim empat besar --bersama Jabar, Jawa Timur, dan DKI Jakarta-- cuma
mereka provinsi yang tidak mempunyai gelanggang olahraga.
Kabupaten yang merupakan pecahan provinsi Maluku sejak tahun 1999 itu
bahkan sampai harus 'menyulap' sebuah gudang menjadi lapangan futsal
untuk menggelar babak Pra-PON pertama. Dalam kurun waktu sebulan GOR
dadakan pun dikerjakan dengan tribun berkapasitas sebanyak 500 orang.
Di
kualifikasi pertama itu, mereka berhadapan dengan Maluku, Papua, dan
Papua Barat. Nama terakhir lolos ke kualifikasi wilayah bersama Malut,
yang berlangsung di Samarinda.
"Di Samarinda kami lolos sebagi
tim peringkat lima. Empat tim lainnya ada Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, Papua Barat, dan Bali. Kami pun lolos ke PON untuk pertama
kalinya," kata Aldhy.
Minimnya fasilitas itu tak membuat pencarian atlet menjadi sulit. Namun, beberapa pemain Malut bermain dengan sarana seadanya.
"Kebanyakan
dari mereka bermain dengan bola plastik. Mereka bermain dengan gawang
sedang. Baru dua tahun terakhir ini para pemain benar-benar merasakan
mengenal futsal," ungkap Aldhy.
Kini, dengan prestasi yang sudah ditunjukan di ajang PON 2016, Aldhy pun
berharap bisa membuat pihak pemerintah daerah Malut menjadi peduli.
"Harapannya,
ya, dengan prestasi ini, semoga ada kepedulian pemerintah
(merealisasikan harapan untuk mempunyai GOR). Untuk medali perak kali
ini, tim futsal akan mendapatkan bonus sebesar Rp 400 juta," ujar Aldhy.
Ganjaran
bonus itu memang pantas diterima oleh seluruh penggawa tim futsal Malut
meski gagal menang di laga pamungkas. Dengan keterbatasan fasilitas,
mereka mampu meraih perak di partisipasi pertama di pesta olahraga
se-Indonesia dan menyumbangkan medali pertama kontingen.
Selasa, 27 September 2016
Prestasi Maksimal di Tengah Keterbatasan Fasilitas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Write komentar