Tak cuma klub sepakbola yang mengalami
krisis keuangan, tim bola basket di Indonesia ternyata juga mengalami
hal yang sama. Ironisnya, klub yang mengalami kejadian nahas tersebut
berstatuskan raksasa.
Adalah Garuda Bandung yang sedang ditimpa krisis finansial hebat. Peristiwa ini dimulai sejak Juli 2016.
Ketika itu, investor Garuda Bandung, Indra Priawan Djokosoetono,
memutuskan untuk menghentikan kucuran dana. Keputusan Indra membuat
Garuda kalang kabut.
Mereka tak lagi memiliki dana untuk menghidupi kegiatan klub.
Direktur Keuangan dan Administrasi Garuda Bandung Restaditya
Harris mengakui pihaknya sempat menunggak gaji pemain selama tiga bulan.
Dijelaskannya, insiden tersebut merupakan dampak dari berhentinya
kucuran dana dari Indra. Resta menjelaskan, pihaknya menunggak gaji
pemain pada periode Juli, Agustus, dan September 2016.
"Kami terus berupaya agar Garuda Bandung bisa bertahan. Saya sangat
bersyukur pemain, pelatih, dan seluruh ofisial, masih loyal kepada
kami," ujar Resta saat ditemui di kawasan Blok S, Jakarta Selatan,
Selasa 4 Oktober 2016.
Resta menyatakan sebenarnya sudah ada beberapa calon investor yang
siap menyokong Garuda Bandung. Hanya saja, mereka masih menunda
kesepakatan dengan Garuda Bandung.
Situasi tersebut didasari atas alasan tak adanya kejelasan mengenai
kapan kompetisi Indonesia Basketball League (IBL) musim 2016/17 digelar.
"Sebenarnya, sudah banyak investor yang berniat. Tapi, statusnya
melihat dan menunggu. Kami terjepit oleh ketidakpastian," ucap Resta.
Sementara itu, pelatih Garuda Bandung, Fictor Roring, menyatakan
kondisi ini tak seharusnya menimpa Garuda Bandung. Dengan kondisi
tersebut, Fictor harus bekerja keras menjaga pemainnya agar tetap solid
dan loyal terhadap Garuda Bandung.
"Padahal secara level permainan, tim ini cukup menjanjikan. Pemain
kami banyak yang sudah mencicipi pertandingan internasional,"
kata Fictor.
Sumber : Viva.co.id
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Write komentar